Kamis, 05 Juni 2008

JERITAN DI TENGAH GEJOLAK KENAIKAN BBM

(oleh: Tumpak Hutabarat)

Kemajuan suatu negara adalah idaman dan harapan suatu Bangsa, termasuk seluruh masyarakatnya, baik itu Kaum Tertindas. Tetapi yang menjadi bahan pertanyaan bagi kita sekarang, Bagaimana menuju Bangsa yang maju dan makmur??

Bagaimana strategi para pemerintah menuju singgasana kemajuan?

Terkadang dan tidak bisa dipungkiri, di negara mimpi ini semua hal hanya menjadi wacana, tidak ada kejelasan kegiatan/program yang telah diprogramkan. Harapan memajukan dan mensejahterakan rakyat hanya menjadi mimpi yang terus melelap tidur para kaum miskin tiap malamnya . bahkan ironisnya program itu justru membuat negara dan masyarakatnya menggali kuburnya sendiri.

Lagi-lagi Negara ini mengalami resesi. Dan hal ini sudah semacam menjadi tradisi lama. Kali ini tepatnya mei 2008 , pemerintah merencanakan akan menaikkan kembali BBM setelah sebelumnya pemerintah telah menaikkan BBM pada Maret dan oktober 2005. tetap juga pada statement yang sama pemberlakuan kenaikan BBM untuk menunjang kesejahteraan kehidupan para masyarakat terutama para kaum tertindas (kaum miskin).

Tentunya kata-kata berbisa dari pemerintah sangat menjijikkan dan serasa ingin muntah dibuatnya. Masyarakat asyik saja dibuatnya berharap dan bermimp,terhadap omongannya yang memuakkan itu. Lagilagi masyarakat tengah diperdaya oleh pemerintahan yang buruk ini. Akan sampai kapan sadar akan pentingnya mendengar kegetiran para kehidupan masyarakat miskin!

Pemerintah SBY, lewat pidatonya berencana menaikkan BBM sebesar 30% yang nantinya akan diberlakukan pada awal bulan juni 2008. dan ternyata walaupun hal itu belum terlaksana, walaupun masih menjadi wacana, ternyata animo masyarakat yang menyatakan ketidaksenangannya terhadap hal itu sudah banyak dan mulai melakukan demonstrasi. Pernyataan itu membuat masyarakat semakin menjerit sekeras-kerasnya terhadap kehidupan ini. Masyarakat semakin mencekik lehernya dengan mengikatkan talinya kepada pemerintahyang tidak berdasar ini. Sungguh tragis memang . tetapi apa guna, mata hati pemerintahan seolah merasa yang mereka lakukan adalah sudah menjadi kebenaran mutlak.

Perencanaan kenaikan harga BBM tentu sangat memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap masyarakat ke arah keterpurukan yang lebih parah.tentunya seiring dengan kenaikan harga BBM, maka harga pangan akan naik dan hal itu berkaitan lagi tentunya dengan krisis pangan Internasional,dan akan disusul lagi dengan kenaikan harga komoditas lainnya.

Pemerintah pernah berjanji , tidak menaikkan harga BBM lagi setelah 2X (Mei dan Oktober 2005) dengan solusi langkah yaitu

Ø Upaya peningkatan produksi minyak

Ø Penghematan Energi

Ø Pengalihan penggunaan energi ke jenis energi alternatif yang lebih murah (pembangunan puluhan pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara, dan penggunaan energi alamiah seperti angin dan ombak)

Tetapi apa yang terjadi, semua itu hanya menjadi wacana dan omong kosong belaka, yang hilang ditelan Sang waktu malah parahnya produksi minyak menurun. Apabila hal itu terlaksana tentunya pemerintah tidak usah lagi menaikkan harga BBM, karena ada pengalihan energi , sehingga subsidi BBM menurun dan juga subsidi itu digunakan untuk mensubsidipendidikan,kesehatan, dan lain-lain.

Kenaikan harga BBM memberikan imbas yang sangat mengerikan terhadap sosial masyarakat. Penduduk miskin akan bertambah, perekonomian akan terganggu.Bantuan Langsung Tunai (BLT) seperti yang dicanangkan pemerintah tidak bisa memberikan jawaban atas kepedihan kehidupan masyarakat.karena hal itu tidak efisien,akan banyak ketimpangan diman ketidakmerataan pembagian, belum lagi pungutan liar dan korupsinya, hal itu justru mengakibatkan kisruh di masyarakat .BLT bukanlah jawaban atas kecemasan/kekhawatiran para masyarakat! Solusinys adalah penyediaan lapangan kerja bagi para pengangguran, karena yang menjadi masalah rendahnya nilai beli dan juga pendapatan untuk hidup yang layak. Kenaikan BBM dan BLT pun merusak penyediaan lapangan kerja karena memukul sektor Usaha menengah kebawah.

Dan lagi-lagi negara ini tidak mampu untuk memberikan jawaban dan malah justru memberi pernyataan yang lucu yang justru menelanjangi kebodohan pemerintahan ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla berkatta jika kenaikan harga BBM betul, sama artinya dengan membatalkan kebijakan pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai kepada orang miskin. Jadi setiap ada demonstrasi menyatakan tak setuju(kenaikan harga BBM) sama dengan ngurangi rezeki orang miskin. Dari motif pernyataan itu Wakil Presiden yang bodh ini membuat langkah baru antara demonstran (mahasiswa) dengan orang miskin (penerima BLT). Sungguh malang nasib seorang wakil presiden yang bodoh ini. Demi kepentingan untuk menuju pemilu 2009 dia mengorbankan nasib ratusan juta orang. Dia mencoba menarik simpati masyarakat dengan memberikan BLT yang menyebabkan dia sudah berjasa telah membantu, tetapi dia tidak sadar bahwa dengan hal itu masyarakat justru semakin jijik. Sungguh malan memang nasib seorang wakil presiden yang tolol ini.

Seorang wakil presiden bukannya menolong untuk memberikan solusi yang tepat bagi masyarakat tetapi malah mencekik leher masyarakatnya bahkan berusaha membuat politik taktis dengan membuat arena konflik baru antara Demonstran dengan masyarakat miskin dan menggolkan kepentingan pribadinya menuju kesuksesan pemilu 2009 dalam kancah pemilihan kepresidenan.

Bagaimana masyarakat untuk memilih, jika hanya ingin menenggelamkannya dalam ketamakannya.

Sudah saatnyalah pemerintahan berubah,

sudah saatnya pemerintah berkaca dari pengalaman yang pahit.

Bukan justru menyulitkan kehidupan masyarakatnya.

Sudah saatnya untuk mengatasi kepentingan dalam kehidupan perekonomian.

Sudah saatnya peningkatan penanganan kasus korupsi

Sudah saatnya mengatasi sektor perekonomian, tak hanya ekspor migas,penanganan operasional ekspor migas dan non migas agar sesuai prosedur, tidak lari dari prosedur (melenceng).

Jangan Pemerintah tahu yang terbaik tapi tidak mau berbuat.

Jangan mau membohongi hati nuraninya.

Sudah saatnya memberikan tindakan nyata.

Jangan hanya memberi mimpi dan harapan.

Sudah saatnya berbuat, jangan hanya berdalih.

Jangan berwacana.

Kalau tidak mampu, DIAM sajalah.......

Komite Aksi Rakyat Demokratis Menentang (KARD) Menentang Kenaikan BBM

simbontarnews(27/05/08)

Sekitar 30-an mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Rakyat Demokratis (KARD), kembali berorasi menyuarakan jeritan pendetiataan rakyat yang telah tertindas oleh rezim SBY-JK (Selasa,27/05/08) didepan kantor Gubernur Sumatera Utera, aksi mereka dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.

Massa aksi KARD, yaitu berupa aliansi dari beberapa organ yaitu FMN, GRI, KDAS, AGRA, PERPENI, SERUNI, KAF, IMKA, JAMPI, KWRS, dan BARSDem dengan Frans sebagai pimpinan aksi. Para barisan aksi ini terlihat sangat kecewa dengan sikap para birokrat propinsi Sumut yang tidak menanggapi sedikitpun suara mereka yang telah berteriak-teriak selama kurang lebih 2 jam.

“Kita menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM”, “SBY-JK adalah boneka imperialism AS”, “Hidup rakyat, hidup petani dan buruh”, “Lawan segala bentuk imperialisme”, demikian seruan-seruan para barisan demonstran tersebut. Secara tertulis Komite Aksi Rakyat Demokratis (KARD) menyatakan sikapnya sebagai berikut:

1. Menentang kenaikan BBM dan harga kebutuhan pokok rakyat.

2. Hentikan penangkapan, intimidasi dan represifitas rezim fasis boneka SBY-JK terhadap perjuangan massa yang menentang kenaikan BBM yang terjadi dibeberapa daerah seperti UKI, UNAS, UNHAS, KENDARI, ISTANA NEGARA, YOGJA, SURABAYA, MALANG, JAMBI, BANDUNG, MEDAN dan bebaskan para aktifis yang ditahan karena aksi kenaikan BBM.

3. Kompensasi BLT bukanlah jawaban atas kenaikan BBM.

4. Berikan kebebasan berpendapat, berorganisasi dan berserikat kepada seluruh rakyat Indonesia.

Sekitar pukul 12.30 WIB, para barisan aksi akhirnya membubarkan barisan dan mengancam akan hadir lagi dengan massa lebih besar setelah tidak adanya seorangpun pegawai GUBSU yang menanggapi teriakan mereka. Dengan sangat kesal dan penuh kebencian para Masiswa mengejek gedung yang sangat megah itu dengan menunjuk-nunjukan jari kearah gedung disertai ejekan dan tertawaan yang mengisyaratkan tangisan rakyat Idonesia. Pada akhirnya pimpinan aksi (Frans) memberikan instruksi kepada barisan aksi untuk balik kanan sambil seluruh barisan aksi menungging ke arah gedung GUBSU tersebut. (reno).

Selasa, 22 April 2008

Persatuan Wartawan Indonesia

Persatuan Wartawan Indonesia yang biasa disingkat PWI adalah salah satu organisasi wartawan yang ada di Indonesia.

Sebagai organisasi profesi, PWI didirikan pada 9 Februari 1946 di Solo. Munculnya PWI diwarnai aspirasi perjuangan para pejuang kemerdekaan, baik mereka yang ada di era 1908, 1928 maupun klimaksnya 1945.

Sebelum lahirnya PWI dibentuk sebuah panitia persiapan pada awal Januari 1946. Sebagai organisasi profesi, PWI menjadi wahana perjuangan bersama para wartawan.

Organisasi PWI lahir mendahului SPS (Serikat Penerbit Suratkabar). Aspirasi perjuangan kewartawanan Indonesia yang melahirkan PWI juga yang melahirkan SPS, empat bulan kemudian yakni pada Juni 1946.

Ketua PWI sekarang ini adalah Drs. Tarman Azzam.